Destinasi Wisata Raja Ampat Jadi Percontohan Sumbar

Wisata bahari di Papua Barat yang menjadi salah satu primadona di Indonesia bahkan di mata internasional, sangat dijaga ketat pemerintah setempat dan pemerintah pusat dengan memanfaatkan biota tanpa merusak alam. 

Hal itu diutarakan Kepala BLUD UPTD KKP Raja Ampat, Papua Barat Syafri Tuharea saat diwawancarai di Stan Papua Barat Daya pada kegiatan Penas Tani XVI 2023, Senin (12/6/2023).

“Kita kelola kawasan konservasi seluas 3,3 juta hektare yang berada di perairan Raja Ampat. Dimana kami melindungi biota ikan-ikan, pelestarian dan juga pemanfaatan kawasan konservasi,” kata Syafri. 

Dari segi perlindungan, kawasan terumbu karang dan juga biota bawah laut Raja Ampat sangat bervariasi, sehingga ada surga di bawah laut Raja Ampat. 

“Dengan memanfaatkan lingkungan bawah laut yang masih asri, hal itulah yang menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Raja Ampat,” sebut Syafri.

Baca Juga:

Dukung Ibadah Haji Pelanggan, Indosat Hadirkan Paket Internet Haji

Menurut Syafri, salah satu hal penting dari sisi pemanfaatan ada beberapa segmen yang harus dibagi. Yakni segmen yang memanfaatkan biota dan memantau serta menjaga wisata bawah laut. 

“Kita manfaatkan biotanya tapi tak lupa kita jaga juga biota tersebut seperti pelestarian, penanaman terumbu karang dan juga dari segi penjagaan wisata bahari ini. Sehingga keseimbangan inilah yang akan menjadi alur pertumbuhan dari wisata itu sendiri,” jelas Syafri. 

Di Raja Ampat banyak sekali hewan primata yang dilindungi, serta terdapat di Balai Konservasi seperti Dugong, sumber daya ikan, parimata laut dan terakhir perlindungan terhadap hiu berjalan. 

“Hal ini merupakan bagian yang harus dijaga oleh pemerintah Papua maupun masyarakat Papua itu sendiri. Sehingga di stan ini kita berusaha memperkenalkan dunia Papua kepada masyarakat luar terkait adanya okupasi daratan dan juga ada dunia lautan yang kita jaga,” tambah Syafri.

Lebih lanjut Syafri menuturkan, selain konservasi laut yang terkenal, kawasan Raja Ampat juga dikenal dengan kebudayaan yang masih kental.

Baca Juga:

Edarkan Ganja, 2 Pria asal Sumbar Ditangkap di Mandailing Natal

Seperti adanya Tari Yospan, tradisi injak piring untuk pendatang yang ingin tinggal di Papua yang berarti bahwa orang tersebut diterima di Papua. 

Selain itu juga ada kepercayaan-kepercayaan tertentu yang harus dituruti dan sangat dipercaya oleh masyarakat setempat yang tidak boleh dilanggar. 

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Luhur Budianda mengatakan, pihaknya telah lama menjadikan Raja Ampat sebagai daerah percontohan wisata bawah air. 

“Sudah lama kita menjadikan daerah ini percontohan untuk pengembangan wisata bawah air, bagaimana cara pengembangan terumbu karang dan sebagainya,” ujar Budianda. (*)

Baca Juga

Inflasi Sumbar Januari 2025 Capai 1,24%, Pasaman Barat Tertinggi
Inflasi Sumbar Januari 2025 Capai 1,24%, Pasaman Barat Tertinggi
Gubernur Mahyeldi Ajak Masyarakat Dukung Investasi untuk Kemajuan Sumbar
Gubernur Mahyeldi Ajak Masyarakat Dukung Investasi untuk Kemajuan Sumbar
BMKG: 12 Gempa Guncang Sumbar dalam Sepekan, 2 Dirasakan Warga
BMKG: 12 Gempa Guncang Sumbar dalam Sepekan, 2 Dirasakan Warga
Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Agam: BMKG Pastikan Aktivitas Sesar Lokal
Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Agam: BMKG Pastikan Aktivitas Sesar Lokal
Naik 6%, Penumpang Kereta Api di Sumbar Tembus 1,8 Juta di 2024
Naik 6%, Penumpang Kereta Api di Sumbar Tembus 1,8 Juta di 2024
Mahyeldi: Penerbangan Padang-Singapura Dongkrak Pariwisata dan Ekonomi Sumbar
Mahyeldi: Penerbangan Padang-Singapura Dongkrak Pariwisata dan Ekonomi Sumbar