Faktor penyebab hoaks mudah menyebar belum meratanya literasi digital dan berpikir kritis, serta belum cakap memilah sumber informasi.
Selain itu, kurangnya rasa percaya masyarakat dan pemerintah. Terjadinya polarisasi di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Korwil Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Padang, Silmi Novita Nurman, di Padang, Senin (24/10/2022) saat pelatihan Kelas Kebal Hoaks.
Pelatihan ini digagas Mafindo bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan SiberKreasi.
Para pesertanya dari sejumlah lembaga, komunitas dan organisasi di Sumbar. Antara lain Pelita Padang, Minati, UIN Imam Bonjol Padang, Gerkatin.
Himpunan Wanita Disabiltasi Indonesia (HWDI), UIN Bukittinggi, SMP 5 Padang, JAPA, Ikatan Mahasiswa Pariaman UIN Imam Bonjol Padang.
Lalu MTsN 6 Kota Padang, Nurani Perempuan, RSJ Hb Saanin, P2TP2A, dan Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau (LKAMM).
Baca Juga:
Tim Matching Fund Unand Latih UMKM Kembangkan Produk Makanan Ringan Ekstrudat
Tujuannya mengedukasi masyarakat agar punya kemampuan memahami dan menganalisis kebenaran suatu informasi. Sehingga terbentuk kesadaran lebih bijak menggunakan gawai dan internet.
“Dengan adanya pelatihan Kelas Kebal Hoaks ini peserta kita harapkan dapat mengurai itu semua,” ujar Silmi.
Pemeriksa Fakta Mafindo Arief Putra Ramadhan menambahkan, usai pelatihan ini, para peserta bisa membangun daya berfikir kritis dalam menerima informasi yang belum jelas.
“Upaya ini semakin penting karena jelang Pemilu 2024 nanti, kita akan temui adanya hoaks yang berpotensi memecah belah,” kata Arief.
Dalam sambutannya, Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani mengatakan, angka indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada 3,49 dari skala 5.
“Menjadi tugas kita bersama membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital. Agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” sebut Samuel. (red)