Dosen Universitas Andalas (Unand) membantu Kelompok Tani Baramban Saiyo di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pengembangan produk turunan sayuran sehat bersertifikat prima 3.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat secara berkelanjutan setiap tahun agar usaha kelompok tani bisa berkembang.
Ketua Pengabdian Cesar Welya Refdi menjelaskan, pengembangan produk turunan sayuran sehat bersertifikat prima 3 dilakukan agar harganya naik sehingga para petani bisa menikmati keuntungan.
“Selama ini para petani menjualnya di pasar tradisional, harganya mengikuti harga pasar. Ketika harganya rendah, jadi tidak menguntungkan. Makanya kita beri solusi membuat produk turunan,” jelas Welya, Minggu (18/12/2022).
Menurut Dosen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unand ini, sayuran sehat bersertifikat prima 3 yang memungkinkan untuk diolah menjadi produk turunan adalah cabai.
“Cabai ini diolah menjadi sambal lado. Nah, kita latih 13 orang anggota Kelompok Tani Baramban Saiyo untuk mengolah cabai menjadi samba lado goreng dan saos sambal,” kata Welya.
Baca Juga:
Megathrust Mentawai, Sejarah, Potensi Gempa dan Tsunami
Selain pembuatan dan pengolahan, Kelompok Tani Baramban Saiyo juga dilatih membuat packaging, pelabelan, pengurusan sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Usung Brand Baiyo
Menurut Welya, brand samba lado goreng dan saos sambal dari olahan cabai produk sayuran sehat bersertifikat prima 3 ini diberi nama Baiyo.
“Setelah pengolahan dan pelabelan, harganya jadi naik. Sempat ada orderan dari Kementerian Agama tapi karena Covid-19 ngga jadi,” ungkap Welya.
“Terus pascacovid dapat orderan lagi. Salah satunya jadi oleh-oleh khas dari Agam. Orderan langsung ke kelompok tani,” tambah Welya.
Sistem pemasarannya dibantu oleh Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam.
Baca Juga:
Wagub Sumbar Antarkan Langsung Insentif Guru di Mentawai Pakai Jetski
“Saat ini target pasarnya ke kampus-kampus, itu udah ada kemungkinan pasar karena brand-nya sambal lado goreng. Ke restoran dan pusat oleh-oleh juga,” ungkap Welya.
Lebih lanjut Welya berharap, Kelompok Tani Baramban Saiyo terus
Menurut Welya, nama brand-nya Baiyo. Sistem pemasarannya dibantu oleh Badan usahanya Milik Nagari (Bumnag) dan Pemerintah Kabupaten Agam.
“Saat ini target pasarnya ke kampus-kampus, itu udah ada kemungkinan pasar karena brand-nya sambal lado goreng. Ke restoran dan pusat oleh-oleh juga,” ungkap Welya.
Lebih lanjut Welya berharap, dengan pelatihan ini Kelompok Tani Baramban Saiyo bisa terus berinovasi membuat produk turunan sayuran sehat bersertifikat prima 3.
“Tidak hanya cabai, tapi bisa melakukannya ke produk lain. Terus ke depannya harus ada ciri khas lagi misalnya sambal lado tanak atau yang bisa menjadi ciri khas,” sebut Welya. (ik)