Penulis: Indra Kurniawan
Pernah suatu sore saya bersama istri mengunjungi objek wisata Pantai Padang untuk mencicipi kuliner khas di sana. Setelah memilih satu warung, kami lalu duduk di kursi menghadap ke arah pantai.
Cuaca cukup bagus saat itu. Tak lama, pemilik warung datang memberi menu dari selembar kertas putih yang hanya mencantumkan daftar pilihan makanan dan minuman, tanpa disertai harga.
Awalnya saya pikir itu tidak jadi masalah. Saya lalu memesan satu porsi langkitang, satu porsi pensi, dua kerupuk kuah pakai mi, dan dua air mineral. Pesanan datang, kami menyantapnya.
Setelah selesai menyantap, saya dan istri hendak pulang. Saat pedagang menyebut nominal yang harus saya bayar, saya cukup kaget. Saya berkata dalam hati, apa iya nominal yang harus saya bayar itu memang sesuai dengan apa yang saya beli.
Meski berat hati, mau tidak mau saya harus tetap membayar. Saya sempat berniat tidak akan datang lagi ke warung tersebut dan mencari warung lain yang jelas-jelas mencantumkan harga.
Malam hari saat diskusi di meja makan, Istri Saya mengatakan memang pemilik warung tidak mencantumkan nominal harga makanan dan minuman yang dijual pada menu.
Namun pemilik warung juga tidak sepenuhnya salah, karena sebagai pembeli kami tidak bertanya berapa harga makanan dan minuman itu sebelum membeli.
Saya lalu menyampaikan bahwa persoalannya adalah masih rendahnya keterbukaan informasi publik di tengah masyarakat kita.
Menurut saya, seharusnya pemilik warung mencantumkan harga masing-masing makanan dan minuman yang dijual pada menu. Sehingga pembeli tidak mesti bertanya dan tidak kaget ketika membayar.
Jika itu dilakukan, kata saya lagi, dampak positifnya semakin luas. Para wisatawan akan merasa nyaman. Kenyamanan ini akan berujung pada peningkatan angka kunjungan wisatawan.
Kondisi ini akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan akan membuat sektor pariwisata semakin maju dan berkembang.
Dampak kemajuan pariwisata akan kembali kepada para pedagang itu sendiri. Pendapatan akan meningkat dan para pedagang akan sejahtera.
Namun untuk mewujudkannya memang tidak mudah. Perlu komitmen bersama seluruh pedagang. Termasuk penyedia jasa foto, tukang parkir, hingga kusir bendi. (*)