Sumbardaily.com, Padang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang melaporkan capaian inflasi sebesar 0,23 persen pada November 2024. Tiga kategori utama penyumbang inflasi tersebut makanan dan minuman, kesehatan, perawatan pribadi.
Kepala BPS Kota Padang, Alfianto, menyoroti perubahan signifikan dalam tren ekonomi lokal. Setelah mengalami deflasi berturut-turut dari Juli hingga September, kenaikan inflasi 0,23 persen dianggap sebagai sinyal positif.
Meski angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 1,55 persen, Ia menekankan pentingnya mencegah deflasi berkelanjutan yang dapat menurunkan daya beli masyarakat.
"Sebab, jika deflasi berlanjut, tentu muncul kekhawatiran kita adanya penurunan daya beli masyarakat," ujar Alfianto dalam rapat koordinasi ketahanan pangab di Kantor Wali Kota Padang, Senin (2/12/2024).
Alfianto menjelaskan, terdapat tiga kategori utama penyumbang inflasi di Kota Padang November 2024. Kategori tersebut meliputi sektor makanan/minuman, kesehatan, dan perawatan pribadi.
"Komoditas spesifik yang signifikan mempengaruhi inflasi mencakup tomat, daging ayam ras, dan tarif dokter spesialis," terangnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Padang, Didi Aryadi, menekankan pentingnya menjaga inflasi tidak melenceng jauh dari rata-rata nasional.
Ia mengimbau Tim Satgas Pangan untuk secara kontinyu memantau ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok strategis, terutama menjelang perayaan akhir tahun.
"Beras dan cabai menjadi komoditas kritis yang rentan fluktuasi. Sedikit gejolak dapat memicu kenaikan harga signifikan," tegasnya.
Rapat koordinasi dihadiri 65 peserta dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat se-Kota Padang, dan Pokja Ketahanan Pangan.
Alfiadi dari Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang menekankan urgensi perhatian terhadap ketahanan pangan, khususnya menghadapi tantangan perubahan iklim global yang memengaruhi produksi pangan dunia. (red)