Gempa 5,9 Magnitudo dan 6,4 Magnitudo yang mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (29/8/2022) pukul 05.34 WIB dan pukul 10.34 WIB merupakan gempa tektonik.
Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hal itu dikatakan Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis.
Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini jenis gempa bumi dangkal.
Terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut.
Baca Juga:
Gempa di Jalur Megathrust Mentawai, Masyarakat Diminta Waspada
Dua Kelurahan di Padang Diusulkan Jadi Tsunami Ready Community, Penilaian dari IOC-UNESCO
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” terang Daryono.
Gempa bumi ini dirasakan di daerah Siberut, Tua Pejat, Painan, Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Solok dan Solok Selatan.
“Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan ringan di wilayah Siberut Utara dan Siberut Barat,” sebut Daryono.
Hingga pukul 11.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Namun masyarakat diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Tetap waspada dan tenang, serta tidak terpengaruh isu hoaks,” kata Daryono. (red)