Sumbardaily.com, Padang Panjang - Siswa SMA N 1 Sumatera Barat (Sumbar) yang tinggal di asrama terpaksa harus melewati jembatan darurat dari kayu menuju sekolahnya.
Kondisi ini terjadi sejak bencana banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, akses dari asrama menuju SMA N 1 Sumbar berupa jalan yang di bawahnya terdapat gorong-gorong, dilewati aliran Sungai Sikakeh.
Banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi menghancurkan jalan sehingga menghambat mobilitas siswa yang tinggal di asrama ke sekolah.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Padang Panjang Winarno, pembangunan jembatan yang lebih kokoh sebagai penghubung perlu disegerakan.
"Sekarang jembatan kayu kecil. Siswa di situ merasa was-was, apalagi kalau hujan. Jadi kita berharap Pemprov Sumbar segera menindaklanjuti," ujarnya ketika meninjau kondisi jembatan itu bersama Kepala Dinas PUPR, Widya Kusuma, Sabtu sore (25/5/2024).
Winarno mengatakan, membangun jembatan lebih baik daripada jalan dengan gorong-gorong supaya tidak terjadi penyumbatan ketika debit air meningkat.
Dari tinjauan lapangan, penyumbatan ini menahan laju air sungai, menyebabkan luapan bahkan mengikis sisi tebing tepi sungai itu.
Sementara SMA N 1 Sumbar yang berada di Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur ini di bawah kewenangan Pemprov. Oleh sebab itu penanganan akses jalan siswa ini perlu koordinasi.
"Kita berharap mengubah gorong-gorong di SMA N 1 Sumbar ini menjadi jembatan, supaya tidak terjadi penyumbatan," sebut Winarno. (red)