Silat Minangkabau; Menyamakan Langkah, Menguatkan Jiwa dan Menjaga Warisan Dunia

Silat Minangkabau; Menyamakan Langkah, Menguatkan Jiwa dan Menjaga Warisan Dunia

Wakil Gubernur (Wagub) yang juga Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Sumatera Barat (IPSI Sumbar), Vasko Ruseimy. (Dok. Humas VR)

Oleh: Vasko Ruseimy
(Wakil Gubernur dan Ketua IPSI Sumatera Barat)

Ketika berbicara tentang Sumatera Barat, ada satu kekayaan budaya yang sangat penting yaitu silat Minangkabau.

Lebih dari sekadar seni bertarung, silat adalah wadah nilai-nilai hidup yang sudah diwariskan turun-temurun.

Silat lahir dan tumbuh di ruang-ruang publik, di surau, halaman rumah, dan gelanggang kampung. Di tempat-tempat itu, anak-anak belajar menata gerak, mengendalikan emosi, serta melatih keberanian.

Lewat latihan, mereka dibentuk bukan hanya fisiknya, tetapi juga sikap: disiplin, sabar, berani, dan rendah hati.

Di zaman digital, mudah sekali anak muda tergoda oleh gawainya sampai lupa bergerak. Padahal, silat menawarkan sesuatu yang tak bisa digantikan gadget yaitu rasa percaya diri yang nyata, ketangguhan mental, dan kebijaksanaan dalam bertindak.

Setiap jurus mengingatkan bahwa kekuatan sejati bukan dipakai untuk pamer, tapi untuk melindungi.

Keberanian yang diajarkan silat bukan untuk menindas, melainkan untuk berdiri membela yang benar dan menolong yang lemah.

Nilai-nilai ini menjadi modal penting bagi generasi yang ingin berkiprah di dunia modern tanpa kehilangan nurani.

Silat juga erat dengan tradisi merantau orang Minang. Latihan silat menyiapkan mental agar anak muda berani melangkah ke perantauan, menghadapi tantangan, menjaga martabat, dan tetap berpegang pada budaya asal.

Seperti kata orang tua bijak: “Kok buliah baraja silat, indak hanyo pandai manampuah musuh, tapi pandai manampuah diri.” artinya silat mengajarkan keterampilan sekaligus kendali diri.

Pentingnya silat sebagai warisan membuat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) bergerak.

Salah satu langkah nyata adalah memasukkan silat ke muatan lokal sekolah menengah. Ini bukan sekadar mengenalkan gerakan, tetapi menanamkan sikap: kerja sama, sportivitas, kepedulian, dan etika hidup.

Dengan pendekatan pendidikan formal, silat mendapat ruang yang lebih luas untuk membentuk karakter agar anak-anak tumbuh menjadi sosok tangguh secara mental, peduli pada sesama dan berakhlak mulia.

Tujuannya bukan hanya melahirkan atlet, tetapi insan yang siap bersaing secara global tanpa melupakan akar budaya.

Pengakuan internasional atas pencak silat menegaskan bahwa warisan ini bernilai tinggi. Dunia menghargainya sekarang giliran kita menjaga supaya warisan itu tetap hidup di tanah asalnya. Jangan biarkan gelanggang sunyi dan jurus-jurus lama terlupakan.

Peran semua pihak amat krusial: sekolah aktif memasukkan silat ke program ekstrakurikuler dan muatan lokal, nagari menghidupkan kembali ruang latihan, keluarga mendorong anak berlatih, dan pemerintah memberi dukungan kebijakan serta fasilitas.

Sinergi seperti ini akan memastikan silat tetap relevan dan menjadi sumber kebanggaan generasi berikutnya.

Silat bukan hanya latihan fisik, tapi adalah bekal mental bagi mereka yang ingin melangkah jauh.

Generasi muda yang berlatih silat cenderung lebih percaya diri saat merantau, punya pegangan moral ketika bertemu perbedaan, dan mampu menjaga nama baik asal kampung halaman. Itu penting: kita ingin anak muda pergi membawa kemampuan, bukan kehilangan jati diri.

Merawat silat Minangkabau berarti merawat identitas. Di setiap jurus ada pelajaran soal keberanian, kepekaan terhadap sesama, dan kehormatan. Mari jadikan gelanggang kembali hidup, bukan sekadar nostalgia, melainkan investasi karakter.

Untuk generasi muda: jadikan silat sebagai latihan hidup, bukan sekadar olahraga. Belajar silat berarti belajar percaya diri, berani menolong yang lemah, dan berani melangkah ke dunia luas dengan kepala tegak. Ingatlah pepatah Minang: “Alam takambang jadi guru.” Dari budaya dan alam kita belajar bertahan, bertumbuh, dan berkontribusi.

Mari bersama menghidupkan kembali langkah-langkah muda di gelanggang untuk warisan yang lestari dan masa depan yang penuh percaya diri. (*)

Baca Juga

LHKPN Capai Rp57,4 Miliar, Vasko Ruseimy Tetap Tampil Sederhana
LHKPN Capai Rp57,4 Miliar, Vasko Ruseimy Tetap Tampil Sederhana
Haornas 2025, Pemprov Sumbar Komitmen Bangun Ekosistem Olahraga Berkelanjutan
Haornas 2025, Pemprov Sumbar Komitmen Bangun Ekosistem Olahraga Berkelanjutan
Hamdanus-Dipo Maju di Musprov KONI Sumbar, Didukung Wakil Gubernur
Hamdanus-Dipo Maju di Musprov KONI Sumbar, Didukung Wakil Gubernur
Vasko Ruseimy Harap Atlet Silat Sumbar Tembus Tingkat Internasional
Vasko Ruseimy Harap Atlet Silat Sumbar Tembus Tingkat Internasional
Pemprov Sumbar Terbuka pada Kritik, Wagub Vasko: Kami Siap Perbaiki Kekurangan
Pemprov Sumbar Terbuka pada Kritik, Wagub Vasko: Kami Siap Perbaiki Kekurangan
Ekonomi Sumbar Tumbuh 4,66 Persen, UMKM Jadi Penggerak Utama
Ekonomi Sumbar Tumbuh 4,66 Persen, UMKM Jadi Penggerak Utama