Sumbardaily.com, Padang – Upaya menekan angka kecelakaan di jalur kereta api terus digencarkan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional II Sumatera Barat (KAI Divre II Sumbar). Hingga akhir September 2025, program sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang telah dilaksanakan di 103 titik rawan di wilayah operasi Divre II Sumbar.
Langkah ini sejalan dengan meningkatnya komitmen perusahaan dalam mengedukasi masyarakat mengenai disiplin berlalu lintas, khususnya di area yang kerap menjadi lokasi kecelakaan. Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menjelaskan bahwa frekuensi sosialisasi keselamatan tahun ini jauh lebih intensif dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada 2024, kegiatan sosialisasi hanya digelar 38 kali. Namun, pada 2025 kami meningkatkan frekuensi menjadi minimal sekali setiap pekan di empat lokasi berbeda,” ujar Reza dalam keterangannya, dikutip Senin (22/9/2025).
Menurut Reza, perlintasan sebidang adalah titik paling rawan karena mempertemukan jalur kereta dengan arus kendaraan darat. Sekecil apa pun pelanggaran disiplin di area tersebut dapat menimbulkan kecelakaan fatal. Oleh sebab itu, edukasi masyarakat dianggap sebagai kunci utama pencegahan.
Aksi Serentak di Padang Pariaman
Kegiatan terbaru berlangsung serentak di empat lokasi di Kabupaten Padang Pariaman. Sosialisasi ini digelar bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional dan peringatan HUT ke-80 KAI. Empat titik yang dipilih meliputi JPL 33a Lubuk Alung, JPL 30a Sungai Buluh, serta JPL 01 dan JPL 02 di jalur penghubung Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Dalam kegiatan tersebut, petugas gabungan memberikan edukasi langsung kepada pengguna jalan. Mereka membagikan stiker keselamatan, membentangkan spanduk imbauan, serta mengingatkan pentingnya berhenti sejenak, melihat kanan-kiri, dan memastikan kondisi aman sebelum melintas.
Program ini merupakan kolaborasi antara KAI Divre II Sumbar, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Dinas Perhubungan Sumbar, PT Jasa Raharja, TNI/Polri, serta komunitas pecinta kereta api. Sinergi antarinstansi diharapkan memperluas jangkauan sosialisasi sekaligus meningkatkan kesadaran publik.
Sanksi Hukum bagi Pelanggar
Selain menyampaikan edukasi, KAI Divre II Sumbar juga menegaskan konsekuensi hukum bagi pelanggar aturan perlintasan. Reza mengingatkan bahwa tindakan nekat menerobos palang pintu bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain.
“Tindakan tersebut merupakan pelanggaran serius yang dapat dikenai sanksi pidana sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,” ujarnya.
Lebih lanjut, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar jalur kereta api. Praktik seperti mendirikan bangunan, berdagang, atau beraktivitas di dekat rel dilarang keras karena melanggar Pasal 181 UU Perkeretaapian dan menimbulkan risiko kecelakaan.
Komitmen Berkelanjutan
KAI Divre II Sumbar memastikan bahwa sosialisasi tidak akan berhenti pada momentum tertentu saja. Program edukasi keselamatan akan terus diperluas ke berbagai titik perlintasan lain di wilayah operasi Sumbar.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Kami mengajak masyarakat untuk selalu berhenti, tengok kiri dan kanan, lalu memastikan aman sebelum melintas. Dengan langkah sederhana ini, potensi kecelakaan bisa dicegah,” tegas Reza.
Dengan langkah intensif ini, KAI Divre II Sumbar berharap tercipta budaya disiplin berlalu lintas di kawasan perlintasan sebidang. Edukasi yang berkesinambungan diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan sekaligus memperkuat kesadaran publik bahwa keselamatan di jalur kereta api merupakan prioritas utama. (red)
