Sumbardaily.com, Padang - Universitas Andalas (Unand) mengadakan dialog kejayaan bangsa dalam rangka pemilihan rektor untuk masa jabatan 2023-2028.
Acara yang terbuka bagi seluruh civitas akademika ini berlangsung di Gedung Convention Hall pada Jumat (1/9/20230 dan melibatkan sejumlah narasumber terkemuka.
Di antaranya Prof Fasli Jalal (Rektor Universitas Yarsi), Prof Arif Satria (Rektor IPB University), Prof Musliar Kasim (Rektor Unand periode 2006-2011), Prof Werry Darta Taifur (Rektor Unand Periode 2011-2015), dan Prof Tafdil Husni (Rektor Unand Periode 2015-2019).
Rektor Unand Prof Yuliandri mengatakan, masa jabatannya akan berakhir pada 24 November mendatang. Ia berharap siapapun yang terpilih sebagai rektor berikutnya dapat terus mengembangkan Unand menjadi lebih baik.
Menurut Yuliandri, setiap rektor memiliki masa jabatannya sendiri yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kebijakan saat itu. Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pengembangan universitas untuk mencapai hasil terbaik.
“Dengan kolaborasi semua stakeholder yang ada InsyaAllah hasil yang terbaik akan mampu diraih,” ujarnya.
Rektor IPB University Prof Arif Satria mengemukakan bahwa visi jangka panjang universitas menjadi penting dan perlu diterjemahkan dalam rencana 5 tahunan yang sesuai dengan dinamika yang ada. Ia menyoroti pentingnya menyamakan frekuensi pemikiran antara pimpinan, staf, dan mahasiswa agar bisa beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Sementara Prof Fasli Jalal mengungkapkan bahwa rektor yang terpilih harus dapat dengan cepat mengidentifikasi potensi sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki universitas. Ia menekankan pentingnya membangun sinergi dan semangat kerja yang solid di antara dosen dan mahasiswa.
“Dengan 170 guru besar, didukung 800 doktor dengan berbagai keilmuan dan dosen muda yang punya pengalaman di bidang masing-masing, ini mampu menggerakkan mahasiswa sarjana serta pascasarjana dalam berbagai kegiatan karena kampus merdeka memungkin hal tersebut,” ujar Mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional ini.
Prof Musliar Kasim melihat kebutuhan Unand untuk memiliki seorang rektor yang mengenal baik masalah universitas, sumber daya manusianya, fasilitas laboratorium, ruang kuliah, dan aset universitas. Selain itu, rektor juga harus memiliki kemampuan bisnis untuk mengembangkan unit-unit bisnis di universitas.
“Selain itu, juga harus memiliki sense of bisnis untuk bisa mengembangkan menjadi unit bisnis, untuk investasi atau untuk membangun kerja sama,” ungkapnya.
Di sisi lain, Prof Werry menekankan bahwa rektor Unand ke depan harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan kesepakatan yang sudah dibuat bersama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Prof Tafdil Husni. Baginya perubahan budaya kerja dilayani (mindset government) harus berubah menjadi melayani (mindset corporate).
Selain itu, ia berpendapat bahwa seorang rektor harus memiliki peran ganda sebagai akademisi dan CEO yang mampu mencari dana, membangun unit-unit usaha, dan tidak hanya mengandalkan dana dari mahasiswa, tetapi juga dari unit usaha lain yang dibangun universitas.
"Sumber dana tidak boleh banyak berasal dari mahasiswa namun dari unit usaha lain yang dibangun,” kata Tafdil Husni. (*/red)